ESAI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah
Filsafat dan Dasar-Dasar Logika
Judul :
“ Manfaat praktis ilmu logika bagi pengembangan ilmu ”
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakan manusia ini
biasanya berasal dari sumber pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa
atau berpikir. [1]
Dalam kehidupan ini manusia cenderung berpikir,
proses berpikir manusia itu tentu saja untuk mencari sebuah kebenaran yang
dapat diterima bukan hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain. Manusia
berpikir berangkat dari fenomena tentang suatu hal, adanya keraguan pada suatu
hal, dan adanya keingintahuan untuk mencari kebenaran tentang suatu hal.
Jika kita belajar asal belajar, atau sekedar
belajar, mungkin kita akan belajar dengan cara yang tidak benar, atau
mempelajari hal yang tidak terlalu penting untuk dipelajari, mengingat-ingat
hal yang tidak penting untuk diingat-ingat. Lalu umur kita akan habis untuk
hal-hal yang kurang berguna. Oleh karena itu proses belajar kita harus memiliki
arah tujuan yang jelas dan perlu dilakukan dengan cara yang benar.
Demikian pula ketika kita mempelajari logika,
haruslah jelas apa tujuannya. lalu apa
tujuan yang benar dari mempelajari logika? Sebagaimana fungsi dari Logika itu
sendiri, yaitu untuk terhindar dari kesalahan berpikir. Tapi apa tujuan dari
"terhindar dari kesalahan berpikir"? Untuk membebaskan diri dari
penderitaan dan mencapai kebahagiaan. Kenapa? Karena penderitaan dapat muncul
apabila keliru dalam berpikir.
Kebenaran adalah sesuatu yang dikatakan benar
apabila ada suatu hal yang dianggap salah. Sumber kebenaran itu terbagi dua.
Pertama kebenaran permanent/mutlak/hakiki kebenaran ini merupakan kebenaran
yang berasal dari Tuhan dan kebenaran ini mutlak adanya dan tidak pernah
diragukan lagi tentang kebenaran ini bagi orang-orang yang beriman tentunya.
Kedua adalah kebenaran yang Relatif/ akal pikiran, yaitu kebenaran yang berasal
dari akal pikiran manusia. Suatu kebenaran menurut seseorang yang satu dengan
orang lain pasti berbeda. Dari fenomena inilah maka cara supaya kita tahu
kebenaran itu yaitu dengan mengetahui “Metode Berpikir Benar” yang sekarang ini
dinamakan “Dasar Logika” yang pengertiannya sendiri merupakan ilmu tentang
metode cara berpikir secara benar supaya kita tidak berpikir secara keliru atau
berpikir secara sesat.
Pikiran manusia pada hakekatnya mencari dan berusaha
untuk memperoleh kebenaran. Karena itu pikiran tersebut juga merupakan suatu
proses. Dalam proses tersebut haruslah diperhatikan kebenaran bentuk formal
untuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanyalah menyatakan serta
mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum ynag perlu diikuti.
Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika, khususnya logika
formal. [2]
Bagi ilmu pengetahuan logika merupakan suatu
keharusan. Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak di dasarkan pada logic. Ilmu
pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai keenaran ilmiah.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Logika, Aristotele, logika benar-benar
merupakan alat bagi seluruh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pula, barang
siapa mempelajari logika, sesungguhnya ia telah menggenggam master key untuk
membuka semua pintu masuk ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan.[3]
Kata Logika ini memang sangat akrab dengan kita.
Pengertian logika itu sendiri bila dikaitkan dengan percakapan seseorang itu
diartikan sama dengan masuk akal, dapat dimengerti. Seperti pada saat kita
sedang putus dengan pacar kita merasa terpuruk dan merasa hanya ada dia saja di
dunia ini dan tak ada yang lain, kemudian teman kita pasti berkata bahwa
berpikirlah secara logika! Pria itu bukan hanya dia, masih banyak yang lain.
Nah inilah pengertian logika dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, untuk mengerti apa sesungguhnya itu
logika, kita harus mempelajarinya secara teratur dan sistematis. Mempelajari
Logika berarti mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dipakai untuk
membedakan penalaran yang tepat (valid) dari penalaran yang tidak tepat (tidak
valid). Itu tidak berarti bahwa mempelajari logika merupakan satu-satunya yang
membuat orang bernalar secara tepat. Akan tetapi seseorang yang mempelajari
Logika lebih mungkin bernalar secara tepat daripada kalau dia tidak pernah
mempelajari logika. Mengapa demikian? Pertama, studi yang tepat atas logika
akan mendekatinya sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu, dan dia akan
mengerjakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan teori-teori yang
dipelajari. Dalam hal ini, praktik akan membuat dia mampu bernalar secara
tepat. Kedua, dalam studi logika, kita membuat kajian dan analisis atas
kesesatan-kesesatan atau kesalahan-kesalahan dalam penalaran. Ketiga, studi
logika akan memberikan teknik-teknik tertentu, metode-metode yang dengan mudah
diterapkan untuk menguji kebenaran dari bermacam-macam penalaran yang berbeda,
termasuk penalaran kita sendiri. Pengetahuan ini bernilai karena
kesalahan-kesalahan dengan mudah di deteksi. Dengan demikian,
kesalahan-kesalahan itu dapat dihindari. Tetapi, perlu dicatat bahwa logika
tidak memberikan jaminan bahwa kita akan selalu sampai pada kebenaran karena
kepercayaan-kepercayaan yang menjadi titik tolak kita kadang-kadang salah.
Namun, dengan mengikuti prinsip-prinsip metode penalaran yang tepat kita tidak
perlu mengulang kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.[4]
Secara umum logika di definisikan Secara etimologis,
logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari
kata benda logos. Kata logos, berarti sesuatu yang diutarakan, suatu
pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata
logikos, berarti mengenal kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan
dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan
demikian, dapatlah dikatan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal
atau pikiran yang diutrakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Tujuan belajar ilmu Logika membebaskan diri sendiri
dari penderitaan akibat keliru berpikir, berarti menolong diri sendiri. Apabila
diri telah tertolong dari suatu penderitaan dan sampai pada suatu kebahagiaan,
maka kita akan melihat makhluk-makhluk lain yang berada dalam kegelapan dan
menderita akibat keliru pikirannya. Lalu kita bertanya, bagaimana cara menolong
mereka? Dan kita menemukan jawaban, menolong mereka adalah dengan cara seperti
kita menolong diri kita sendiri. Cara
menolong mereka adalah dengan mengajari bagaimana cara berpikir dengan benar.
Apabila mereka mengetahui cara berpikir benar, maka mereka bisa berpikir benar.
apabila mereka bisa berpikir benar, maka mereka bisa berkata benar, dan berbuat
dengan benar. bila mereka berpikir benar, berkata benar dan berbuat benar, maka
kebahagiaan akan menjadi bagian dari hidup mereka.
Bagaimana contoh seseorang tertolong dengan logika?
Baca saja kisah-kisah Ali bin Abi Thalib yang menyelamatkan banyak orang dari
hukuman berat. Dari kisah-kisah tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
logika, seseorang bisa menyelamatkan nyawa orang lain, mengeluarkannya dari
penderitaan. Oleh karena itu jangan sekedar belajar logika. Tapi gunakan logika
untuk menolong sesama.
Membahas tentang manfaat praktis ilmu logika bagi
pengembangan ilmu tentunya sangat banyak, maka dalam esai ini saya akan
membahas tentang apa saja manfaat ilmu logika dalam perkembangan ilmu.
Pertama, Ilmu logika membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren. Rasional berdasarkan
arti kata adalah menurut pikiran dan pertimbangan yg logis; menurut pikiran yg
sehat; cocok dengan akal maka berpikir secara rasional yaitu berpikir secara
logis menurut pikiran yang sehat yang cocok dengan akal dan keadaan akan suatu
hal.
Kritis yaitu tajam dalam penganalisisan, maka
berpikir secara kritis yaitu berpikir berdasarkan fakta dari kejadian yang
benar-benar terjadi apa adanya, objektif (tidak memihak terhadap suatu fakta),
dapat di verifikasi atau pernyataannya ini dapat di uji secara benar.
Lurus
berdasarkan arti kata adalah memanjang hanya dalam satu arah, tanpa belokan
atau lengkungan, maka berpikir secara lurus artinya pemikiran yang kita
kembangkan itu terfokus pada satu arah tidak bercabang dengan pemikiran lain.
Tetap berdasarkan arti kata adalah selalu berada (tinggal, berdiri, dsb) atau
tidak berubah (keadaannya, kedudukannya, dsb). Maka berpikir secara tetap yaitu
berpikir tentang suatu hal yang sama dan tidak berubah.
Tertib berdasarkan arti kata adalah teratur; menurut aturan; rapi. Maka berpikir
secara tertib yaitu berpikir secara aturan yang benar menurut ilmu logika.
Metodis menurut arti kata adalah berdasarkan metode;
dengan cara yg teratur. Maka berpikir secara metodis yaitu berpikir dengan
berdasakan metode-metode ilmu logika yang ada.
Koheren berdasarkan arti kata adalah berhubungan; bersangkut paut. Maka berpikir secara
koheren yaitu berpikir secara berhubungan antara suatu kejadian dengan yang
lain dan dihubungkan dalam suatu pemikiran yang sama.
Kesimpulannya manfaat logika membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren yaitu ketika
seseorang sudah berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis
dan koheren, dia akan menghasilkan suatu teori atau konsep yang tentu saja
isinya bermutu bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis
,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan
meningkatkan citra diri seseorang.
Kedua yaitu meningkatkan
kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif. Abstrak adalah Berpikir abstrak merupakan salah satu jenis kemampuan
yang merupakan atribut Inteligensi. Kemampuan berpikir abstrak ini adalah suatu
aspek yang penting dari inteligensi, tetapi bukan satu-satunya. Kemampuan umum
atau inteligensi yang sering pula disebut dengan istilah tingkat kecerdasan,
Tingkat kecerdasan atau yang dikenal juga dengan istilah kemampuan umum
mempunyai bagian lagi seperti kemampuan berpikir abstrak, kemampuan mengenal
ruang, penalaran verbal dan lain-lain.
Freeman membedakan definisi tentang inteligensi atas; Pertama,
kemampuan adaptasi. Kemampuan ini menekankan kepada kemampuan penyesuaian diri
seorang individu terhadap lingkungannya. Seorang dikatatakan memiliki kemampuan
adaptasi apabila ia tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, melakukan penyesuaian dengan cara efektif, serta dapat mengubah
tingkah lakunya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Kedua, kemampuan
belajar. Definisi tentang kemampuan belajar, memberikan tekanan pada pentingnya
kemampuan belajar individu. Kemampuan belajar adalah suatu indeks dari
inteligensi seseorang. Ketiga, kemampuan berpikir abstrak. Aspek yang
ditekankan dalam kemampuan berpikir abstrak adalah penggunaan efektif dari
konsep-konsep serta simbol-simbol dalam menghadapi berbagai situasi khusus
dalam menyelesaikan sebuah problem.
Kemampuan
berpikir abstrak tidak terlepas dari pengetahuan tentang konsep, karena
berpikir memerlukan kemampuan untuk membayangkan atau menggambarkan benda dan
peristiwa yang secara fisik tidak selalu ada. Orang yang memiliki kemampuan
berpikir abstrak baik akan dapat mudah memahami konsep-konsep abstrak dengan
baik. Jadi kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan menemukan pemecahan
masalah tanpa hadirnya objek permasalahan itu secara nyata, dalam arti mahasiswa
melakukan kegiatan berpikir secara simbolik atau imajinatif terhadap objek
permasalahan itu. Untuk menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak akan mudah
dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan berpikir abstrak yang tinggi dan
kemampuan dapat dicapai oleh anak yang sudah mencapai tahap operasional
formal yang baik.
Kemampuan berpikir abstrak (abstract reasoning) merupakan bagian yang
sangat erat kaitannya dengan pemahaman, yaitu kemampuan seseorang untuk
mengabstraksikan konsep-konsep, ide-ide guna mengambil suatu kesimpulan.
Mengambil kesimpulan memerlukan analisis dan abstraksi konsep-konsep serta
ide-ide yang diamatinya. Orang yang mampu menemukan, mencari serta
menghubungkan ide-ide itu, adalah orang yang mempunyai kapasitas intelektual yang
tinggi. Kapasitas intelektual atau inteligensi yang tinggi tercermin dengan
kemampuan berpikir abstrak yang tinggi pula.
Cermat berdasarkan artikata adalah penuh
minat (perhatian); saksama; teliti. Maka berpikir secara cermat yaitu berpikir
secara teliti akan segala sesuatu menurut logika. Objektif yaitu berpikir
sesuai dengan kondisi objektifberdasarkan acuan-acuan yang bisa dipertanggung
jawabkan. Misalnya Kalau Anda melihat angka kemiskinan di Indonesia menggunakan
kriteria dan parameter yang dipakai Biro Pusat Statistik (BPS), maka angka
kemiskinan di Indonesia kecil (sekitar 13%). Padahal, fakta objektifnya jumlah
masyarakat miskin di Indonesia masih banyak. Apalagi, kalau kita menggunakan
kriteria dan parameter kemiskinan PBB, maka angka kemiskinan di Indonesia
sekitar 39%. BPS adalah institusi lokal dan tingkat objektifitasnya kecil,
lebih bersifat subjektif demi kepentingan politik. Sedangkan kriteria PBB
betrsifat internasional dan diakui banyak negara.
Kesimpulannya bahwa meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak,
cermat, dan objektif itu berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dimana ketika
kita berpikir akan suatu hal hasilnya itu mungkin sedikit kesalahan yang akan
kita temukan.
Ketiga menambah
kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
Manfaat ilmu logika ini tentu membuat seseorang akan lebih banyak tahu mengenai
suatu hal yang terjadi, sehingga
kemampuan berpikirnya akan lebih luas dan lebih tajam lagi dan tentu
saja bermanfaat juga bagi perkembangan ilmu.
Keempat meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan. Manfaat ilmu logika
ini membuat seseorang suka akan mencari kebenaran sehingga menghasilkan
pengetahuan-pengetahuan baru dan mengurang kekeliruan penafsiran dalam segala
bentuk ilmu pengetahuan karena perkembangannya yang sistematis.
Kelima mampu melakukan
analisis terhadap suatu kejadian. Berpikir
analitik artinya secara kritis mempelajari berbagai pendapat para filsuf
sebagai pisau analisis dalam melakukan analisis pemecahan masalah kehidupan
manusia. Ketika seseorang mampu berpikir secara analisis kemungkinan
pernyataannyapun pasti benar karena dari berpikir secara analisis ini orang
tidak akan berfokus pada satu pemikiran tapi pemikiran yang lain juga.
Keenam terhindar dari klenik , gugon-tuhon (
bahasa Jawa ). Klenik (di dalam bahasa Jawa) adalah sesuatu yang tersembunyi
atau hal yang dirasahasiakan untuk umum. Klenik identik dengan hal-hal mistis
yang cenderung berkonotasi negatif. Kamus besar bahasa Indonesia dalam versi
daring, menempatkan klenik sebagai sebuah aktivitas perdukunan.
Klenik juga dikaitkan dengan banyak hal yang tidak dapat dicerna dengan akal
namun dipercaya oleh banyak orang. Manfaat berpikir ini membuat orang tidak
begitu mudah percaya akan pernyataan suatu kebenaran dari dukun atau peramal,
tapi mencari kebenaran sendiri.
Kesimpulannya bahwa dengan
membiasakan latihan berpikir, manusia akan mudah dan cepat mengetahui di mana
letak kesalahan yang menggelincirkannya dalam usaha menuju hukum-hukum yang
diperoleh dengan pikiran itu dan mempelajari ilmu logika itu sama dengan
mempelajari Ilmu Pasti, dalam arti sama-sama tidak langsung memperoleh manfaat dengan
ilmu itu sendiri, tapi ilmu-ilmu itu sebagai perantara yang merupakan suatu
jembatan untuk ilmu-ilmu yang lain juga untuk memimbang sampai di mana
kebenaran ilmu-ilmu itu. Dan tentu saja dengan kita
mempelajari ilmu logika akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu dimana kita bisa
menemukan pengetahuan baru yang mungkin orang lain tidak tahu. Untuk itu
sebagai Mahasiswa marilah kita mengembangkan ilmu logika ini supaya berkembang
dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar (2014) Pengertian Logika dan Manfaat Mempelajari
Logika. (on Line). Tersedia:
http://blognyazwar.blogspot.com/2014/03/pengertian-logika-dan-manfaat.html
Asep (2013) Tujuan Belajar Logika. (on Line). Tersedia:http://www.medialogika.org/diskusi- umum/tujuan-belajar-logika/
Adhy (2014) Manfaat Belajar Logika (on Line). Tersedia: http://adhychezz.wordpress.com/logika/manfaat-belajar-logika/
Jujun S. Suriasumantri.
1998 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar yang Populer Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Lanur, Alex. 1983 Logika Selayang Pandang. Yogyakarta:
Kaninus
Rapar,
Jan H. 1983 Pengantar
Logika. Yogyakarta : Kanisius
Maran, Rafael R.Tanpa Tahun. Pengantar Logika. Jakarta
: Grasindo
[1]
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
yang Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998) hal. 42
[2]
Alex Lanur, Logika Selayang Pandang (Yogyakarta: Kaninus, 1983), hal. 3
[3]
Jan H. Rapar, Pengantar Logika (Yogyakarta : Kanisius, 1996), hal. 15
[4]
Rafael R. Maran, Pengantar Logika (Jakarta : Grasindo), hal 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar